Friday, May 7, 2010

Status Ungkapan: "Bekerjalah Kamu untuk Duniamu Seakan Kamu Hidup Selamanya..."

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih

Assalamualaikum dan salam sejahtera kepada semua pengunjung dan pembaca blog Cinta Agung. Alhamdulillah wa syukuru lillah, dengan taufiq dan hidayahNya dapat kita bersua di ruangan blog ini.

Satu ungkapan yang biasa kita dengar didalam kuliah dan ceramah agama iaitu 

 اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا ، و اعمل لآخرتك كأنك تموت غدا 

"Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah kamu untuk akhiratmu seakan kamu mati esok hari" 

Ramai yang beranggapan bahawa kata-kata di atas merupakan hadis daripada Sayyiduna Rasulullah S.A.W padahal para Imam Ahli Hadis mengatakan ini bukan hadis. Mari kita lihat pendapat para ulama tentangnya..

 Syaikh Al Albani mengatakan: La ashala lahhu marfu’an (tidak ada dasarnya dari Rasulullah). (As Silsilah Adh Dha’ifah, 1/63. No. 8. Darul Ma’arif)


Namun, ungkapan ini memang ada secara mauquf (sebagai ucapan sahabat), yakni ucapan Abdullah bin Umar bin Al Khathab. (Ibnu Asy Syajari, Al Amali, 1/386. Mawqi’ Al Warraq) ada juga yang menyebut sebagai ucapan Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash. (Ibnu Abdi Rabbih, Al ‘Aqdul Farid, 2/469. Mawqi’ Al Warraq)

Ada juga ucapan yang mirip dengan ini juga dari Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash Radhiallahu ‘Anhu, dengan kalimat sedikit berbeda yakni “ Uhruz lid Duniaka (Jagalah untuk duniamu) ...’, bukan “ I’mal lid Duniaka (bekerjalah untuk duniamu) ..”


أحزر لدنياك كأنك تعيش أبدا ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا

“Jagalah untuk duniamu, seakan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kamu mati besok.”(Lihat Musnad Al Harits, No. 1079. Mawqi’ Jami’ Al Hadits. Lalu Imam Nuruddin Al Haitsami, Bughiyatul Bahits ‘an Zawaid Musnad Al Harits, Hal. 327. Dar Ath Thala’i Lin Nasyr wat Tauzi’ wat Tashdir. Lihat juga, Al Hafizh Ibnu Hajar, Al Mathalib Al ‘Aliyah, No. 3256. Mauqi’ Jami’ Al Hadits.)

Dalam sumber yang lain disebutkan bahwa ini adalah ucapan dari Abu Darda Radhiallahu ‘Anhu dan Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash juga, dengan ungkapan yang juga agak berbeda yakni “Ihrits lid Duniaka (tanamlah untuk duniamu) ..... dst. (Lihat Imam Ar Raghib Al Ashfahani, Muhadharat Al Adiba’, 1/226. Mawqi’ Al Warraq. Lihat Ibnu Qutaibah,Gharibul Hadits, 1/81, pada Juz 2, Hal.123, beliau menyebutkan bahwa makna Ihrits adalah kumpulkanlah. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Jadi, ada tiga macam redaksi: I’malu (Bekerjalah), Uhruz (jagalah), dan Ihrits (tanamlah). Semua ini tidak satu pun yang merupakan ucapan Rasulullah, melainkan ucapan sahabat saja.

Bahkan ada juga sebagai berikut:

أصلحوا دنياكم ، و اعملوا لآخرتكم ، كأنكم تموتون غدا
“Perbaikilah oleh dunia kalian, dan bekerjalah untuk akhirat kalian, seakan kalian mati besok.” (HR. Al Qudha’i, No. 668. Mawqi’ Jami’ Al Hadits)

Hadits ini tanpa ada bagian, “Seakan kau hidup selamanya.” Hadits ini dhaif jiddan (sangat lemah). Lantaran di dalam sanadnya terdapat Miqdam bin Daud dan Sulaiman bin Arqam. Syaikh Al Albani mengatakan dua orang ini adalah perawi dhaif. (As Silsilah Adh Dha’ifah, 2/266. No. 874. Darul Ma’arif)

Imam Al Haitsami mengatakan bahwa Miqdam bin Daud adalah dhaif. (Majma’ Az Zawaid, 5/120. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)
Sementara, Al ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Ali Al Hindi berkata tentang Sulaiman bin Arqam: matruk (haditsnya ditinggalkan). (Tadzkirah Al Maudhu’at, Hal. 113. Mawqi’ Ya’sub) Begitu pula Al ‘Allamah Alauddin Al Muttaqi Al Hindi juga menyebutnya matruk. (Kanzul ‘Umal, 7/183. No. 18596. Masasah Ar Risalah)

Sedangkan Al Haitsami mengatakan: dhaif. (Majma’ Az Zawaid, 2/69) dan matruk. (Ibid, 2/112) Imam An Nasa’i dan Imam Ad Daruquthni juga mengatakan matruk. (Al Hazfizh Az Zaila’i, Nashbur Rayyah, 1/188. Mawqi’ Al Islam)Sedangkan Az Zaila’i sendiri berkomentar tentang Sulaiman bin Arqam: dhaif menurut para ahli hadits. (Ibid, 1/190. Lihat juga Al Hafizh Al Mizzi, Tuhfatul Asyraf, 13/380. Al Maktab Al Islami) Al Hafizh Ibnu Hajar juga mengatakan:matruk. (At Talkhish Al Habir, 1/655. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Selain dua orang ini, sanad hadits ini juga terdapat ‘Isa bin Waqid yang tidak diketahui identitasnya. Al Haitsami berkata: “Aku belum mendapatkan siapa saja yang menyebutkan tentang dia.” (Majma’ Az Zawaid, 1/293) Syaikh Al Albani sendiri mengatakan: Aku tidak mengenalnya.(As Silsilah Adh Dha’ifah, 2/266. No. 874)

Dengan demikian jelaslah bahwa hadits ini sangat lemah. Wallahu A’lam

Catatan:

Walau ini bukan hadits nabi, sekadar ucapan sahabat nabi saja. Ini adalah ucapan yang baik yakni mengajarkan keseriusan dalam ibadah untuk akhirat dan bekerja untuk dunia. Sebab jika keadaannya dibalik, jika manusia beribadah merasa hidup selamanya, dia akan meremehkan ibadah tersebut sebab dia boleh melaksanakannya di lain waktu. Juga jika bekerja untuk dunia justeru merasa besok akan mati, maka dia tidak akan semangat kerja sebab dia merasa apa yang dikerjakannya adalah percuma saja, kerana besok sudah mati.

Jadi, inti kalimat ini mengajarkan profesionalisme dalam bekerja dan ibadah. Namun demikian, sikap berlebihan dalam kedua hal ini juga bukan sikap yang dibenarkan dalam Islam. Sebab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallambersaba:

ما قل و كفى خير مما كثر و ألهى
“Apa pun yang sedikit tapi mencukupi, adalah lebih baik dibanding yang banyak tetapi melalaikan.” (HR. Ahmad No. 20728. Ibnu Abi Syaibah, Al Mushannaf, 7/82, No. 7. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Awsath, No. 2640 dan 3001. Ath Thabari, Tahdzibul Atsar, No. 2496. Al Baihaqi, Syu’abul Iman, No. 9986. Musnad Asy Syihab Al Qudha’i No. 1165. Musnad Ath Thayalisi, No. 1061. Al Hakim, Al Mustadrak ‘alash Shahihan, No. 3620. Katanya: shahih, dan Bukhari-Muslim tidak mengeluarkannya. Ibnu Hibban memasukkannya dalam kitab Shahih-nya No. 3329)
Wallahu alam...

Nota Kaki Cinta Agung:
*Rujukan asal: http://abuhudzaifi.multiply.com/journal/item/104

6 comments:

Jejak Hamba said...

assalamualaikum...

semoga kita tidak berputus asa dalam berjuang. semoga berjaya dunia akhirat... inshaAllah...

Islamic Motivation said...

Alhamdulillah, sudah lama saya meragukan hadist ini, tapi tak punya bukti. kata2 itu memang bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist serta ajaran para Waliullah. Terimakasih buat admin.

Rafi muhammad said...

ada kata kata yang bikin saya bersemangat yaitu ''“Apa pun yang sedikit tapi mencukupi, adalah lebih baik dibanding yang banyak tetapi melalaikan''

terima kasih gan dah posting artikel ini :)

Unknown said...

Bukankah yg benar itu seperti ini? "Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah kamu untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati di esok hari."

Jadi yg keduanya itu beribadah bukan bekerja..

Unknown said...

Bukankah yg benar itu seperti ini? "Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah kamu untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati di esok hari."

Jadi yg keduanya itu beribadah bukan bekerja..

Farhan Yusri said...

Dok ingat sebelum ini ayat Saidina Ali. Terima kasih atas penjelasan.

www.farhanyusri.blogspot.com